Minggu, 06 September 2009

Bernostalgia di Museum Sultan Badrul Alamsyah


Kota Tanjungpinang sebagai salah satu kota tua di Kepri tentu punya banyak kenangan akan sebuah perjalanan sejarah di masa lalu.Berbagai kenangan itu bisa berbentuk benda, seperti peralatan makan, perhiasan,alat penangkap ikan,alat perang,hiasan rumah, perlengkapan pengantin serta foto-foto pada masa lalu.Kini semua kenangan itu bisa dikenang kembali oleh mereka yang pernah melalui suatu masa atau mereka yang belum pernah, di Museum Sultan Badrul Alamsyah.


Museum yang diresmikan pada akhir Januari lalu itu, resmi dibuka untuk umum tidak hanya untuk bernostalgia bagi generasi tempoe doeloe, tapi juga sebagai sarana pendidikan, ilmu pengetahuan bagi generasi sekarang dan yang lebih penting lagi sebagai pelestarian budaya.

Museum yang menempati bekas bangunan sekolah dasar itu,terletak di lokasi yang strategis di pusat Kota Tanjungpinang.Dibuka setiap Selasa hingga Minggu, museum tersebut cukup diminati oleh warga dan pelajar yang penasaran dengan warisan budaya Tanjungpinang pada masa lalu.Tak heran jika pada minggu-minggu pertama pembukaan tercatat pengunjung mencapai ribuan.

Seiring dengan visi dan misi mewujudkanTanjungpinang sebagai kota wisata, museum tersebut diharapkan juga mendukung program tersebut, sehingga mendongkrak jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota ini.

Setidaknya itulah harapan yang disampaikan oleh Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Tanjungpinang Drs Abdul Kadir Ibrahim, yang menyatakan Museum Sultan Badrul Alamsyah diharapkan bisa mendukung program pariwisata Tanjungpinang.

Sedangkan Wali Kota Tanjungpinang Dra Hj Suryatati A Manan pada saat peresmian menyatakan, museum itu sebagai salah satu upaya Pemko Tanjungpinang memberikan ruang yang luas kepada seluruh masyarakat, untuk mengetahui dan mempelajari benda koleksi yang dipamerkan.

Wali kota berharap untuk menambah koleksi barang di museum itu, para pemilik barang yang menguasai benda warisan budaya dapat menyerahkan kepada pemerintah.

Berdirinya museum itu seperti saat ini ternyata memerlukan waktu yang cukup lama.Menurut Kabid Permuseuman Disbudpar Tanjungpinang,Meitia Yulianti SS,MT, persiapan pembangunan museum itu sejak tahun 2004.

Diawali dengan perencanaan pengadaan barang koleksi yang mengandung sejarah seperti keramik, naskah kuno,alat rumah tangga,senjata dan lainnya.Untuk mendapatkan barang-barang yang mengandung nilai sejarah, tak jarang ia harus mencari ke toko barang antik.Karena kenyataannya di sana memang banyak masyarakat yang menjual koleksi peninggalan orang tua mereka.

Mengingat pentingnya benda-benda yang mengandung nilai sejarah itu, Disbudpar harus mengeluarkan biaya yang lumayan besar agar barang-barang itu bisa dipajang di museum, serta dilihat oleh banyak orang.

"Kesadaran masyarakat tentang benda-benda sejarah itu masih kurang, mereka kadang menjual ke toko barang antik akibat tidak tahu nilai benda itu.Tapi sebagaian bisa kita selamatkan, namun ada juga yang mungkin dibeli orang asing yang berburu barang antik," tutur arkeolog ini.

Namun, ia juga menyatakan terima kasih kepada masyarakat yang rela koleksi mereka disumbangkan untuk memperkaya koleksi di museum tersebut.Untuk itu ia juga bagi masyarakat yang masih ingin menyumbangkan koleksi mereka,bisa langsung menghubungi pihak museum.

Saat ini museum itu dikelola oleh lima orang petugas dan seorang pemandu.Namun, ia mengakui jika museum itu sangat membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam mengelola museum atau sarjana museumologi.

Karena menurutnya yang punya sedikit banyak pengetahuan di bidang permuseuman,pengelolaan museum tidak bisa dikelola sembarang orang, apalagi tidak punya dasar ilmu yang berkaitan dengan permuseuman.

"Setidaknya sementara dengan dasar ilmu saya sebagai arkelog dan pernah bertugas di museum Pekanbaru, bisa mengelola museum ini.Tapi intinya tetap dibutuhkan kurator," alasannya.

Para petugas pun menurutnya juga perlu ditugas magangkan di museum yang besar, sehingga nantinya ilmu yang diperoleh bisa dipraktekan."Kita sudah punya rencana dan semoga bisa terwujud," harapnya.

Dijelaskannya museum tidak dapat dipisahkan dari koleksinya. Koleksi merupakan jantungnya museum. Koleksi museum harus disajikan sebagai salah satu bentuk komunikasi yang penting dalam upaya menarik minat masyarakat berkunjung ke museum. Dalam penyajian koleksi museum harus memperhatikan nilai estektika, artistik, edukatif dan informatif.

Berkaitan dengan pengunjung museum dalam penyajian koleksi harus memperhatikan kebebasan bergerak bagi pengunjung, sirkulasi pengunjung, kenyamanan pengunjung dan keamanan koleksi museum. Informasi yang disampaikan kepada pengunjung juga harus bersifat komunikatif dan edukatif, yaitu sekurang-kurangnya memuat nama benda, asal ditemukan, periode dan umur, dan fungsi koleksi.

Agar tetap terjaga kelestariannya koleksi museum terhadap perlu dilakukan perawatan (konservasi) yang sesuai dengan karakteristik dan material koleksi, dalam hal ini peneliti koleksi (kurator) bekerjasama dengan konservator.

Selain konservasi, perlu tindakan pencegahan terhadap kerusakan koleksi atau pengawetan sehingga koleksi tetap terjaga kelestariannya, dalam kegiatan tersebut dituntut peran aktif konservator yang sebaiknya memiliki keahlian yang cukup tentang koleksi yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga tidak menggantungkan masalah kelestarian koleksi sepenuhnya kepada kurator.

Selain itu, koleksi-koleksi yang mengalami kerusakan atau fragmentaris perlu diperbaiki atau direkonstruksi supaya dapat diperoleh bentuk seperti semula. Perlu untuk dilakukan studi perbandingan dengan koleksi lain yang masih utuh dan diperkirakan sejenis dengan koleksi tersebut, serta direkonstruksi di atas kertas terlebih dahulu, sebelum dilakukan restorasi terhadap koleksi.

Pengamanan museum sangat penting, menyangkut keamanan koleksi, bangunan dan manusia (petugas dan pengunjung) museum. Pengamanan museum tidak hanya menjadi tanggungjawab petugas Satpam, melainkan semua pegawai museum. Pengamanan museum meliputi proteksi museum beserta koleksinya dari tindakan pencurian dan vandalisme, dan penanggulangan terhadap bencana.

"Kita berharap tahun-tahun ke depan segala hal yang berkaitan dengan kemajuan museum ini bisa dipenuhi,seperti perawatan dan pengamanan koleksi," harapnya lagi.

Untuk mempromosikan keberadaan museum itu, pihaknya membuat undangan kunjungan ke setiap sekolah semua tingkat, hotel dan biro perjalanan."Lumayan dengan promosi seperti itu ada wisatawan yang dari luar Tanjungpinang sengaja datang ke museum ini," tandasnya.***ANA

Insert :
Lebih Jauh tentang Museum Sultan Badrul Alamsyah

Gedung yang saat ini berdiri sebagai Museum Sultan Badrul Alamsyah, dulunya adalah bekas gedung pertama sekolah tingkat dasar masa kolonial, dengan nama Holland Irlandsch School (HIS) tahun 1918.Pada zaman Jepang sekolah itu berganti nama menjadi Futsuko Gakko.Kemudian pada zaman kemerdekaan gedung itu tetap difungsikan sebagai sekolah rakyat dan akhirnya dijadikan SD 01 Tanjungpinang sampai tahun 2004.

Mengingat gedung itu memiliki nilai penting bagi sejarah awal mula pendidikan di Tanjungpinang,sehingga direkomendasikan untuk dijadikan Museum Kota Tanjungpinang dengan nama Museum Sultan Badrul Alamsyah.

Koleksi yang dipamerkan menceritakan tentang bermula Kota Tanjungpinang,seni budaya,keragaman budaya di Tanjungpinang serta berbagai jenis keramik yang dikumpulkan dari Tanjungpinang dan daerah sekitarnya.

Jenis Koleksi
1.Koleksi Etnografi
Koleksi ini merupakan benda-benda hasil budaya berbagai etnis,berupa peralatan yang digunakan untuk upacara maupun dipakai sehari-hari, seperti perhiasan atau aksesoris,busana,senjata dan juga peralatan rumah tangga.

2.Koleksi Keromologika
Koleksi keramik kebanyakan untuk peralatan rumah tangga dengan bahan tanah liat.Umumnya berasal dari Cina,Jepang,Eropa, seperti kendi,tempayan,piring dan guci.

3.Koleksi Teknologika
Benda-benda koleksi teknologika merupakan benda hasil teknologi yang menggambarkan tingkat pencapaian teknologi suatu zaman.Benda-benda koleksi ini berupa alat musik seperti arkodeon,gramafon,alat-alat teknologi seperti mesin penggiling gelang dan telepon engkol.

4.Koleksi Historika
Benda-benda atau sesuatu yang mempunyai nilai kesejarahan,menjadi objek studi tentang sejarah meliputi kurun waktu ditemukan catatan-catatan tentang sejarah, masuknya pengaruh bangsa lain.Benda-benda tersebut pernah digunakan berhubungan dengan kejadian/peristiwa sejarah.Koleksi-koleksiyang dipamerkan antara lain,artefak,catatan dan naskah kuno,gambar ilustrasi,miniatur dan foto-foto.

5.Numismatika dan Heraldika
Koleksi numismatik merupakan benda-benda yang pernah beredar dan digunakan masyarakat,seperti koin,uang kertas dan token.Sedangkan koleksi heraldika berupa lambang-lambang, medali,tanda jasa,cap stempel dan amulet.

6.Filologika
Benda koleksi yang merupakan hasil budaya manusia masa lampau berbentuk tulisan tangan.Koleksi seperti ini sangat banyak ditemukan di daerah Pulau Penyengat yang memang terkenal sebagai kawasan budaya sastra Melayu.Naskah-naskah tersebut berisikan hal-hal yang berhubungan dengan ajaran agama,hukum,silsilah, perjanjian dan lainnya

7.Photo-photo sejarah
Photo-photo sejarah merupakan salah satu andalan koleksi museum.Dengan adanya photo sejarah ini diharapkan dapat membangkitkan rasa cinta terhadap Kota Tanjungpinang yang terus berkembang,seperti tergambar pada photo-photo yang ditampilkan.

8. Pelaminan
Dengan adanya pelaminan Melayu diharapkan pengunjung akan terbawa pada suasana pernikahan Melayu yang sebenarnya.Di ruang yang khusus diperuntukan untuk pelaminan ini menggambarkan adat istiadat pernikahan Melayu tidak pernah dilupakan dan ditinggalkan oleh masyarakat Tanjungpinang,yang terdiri dari berbagai kaum.
***ANA/sumber Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tanjungpinang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TULISAN DALAM BLOG INI ADALAH BERITA MENTAH HASIL LIPUTAN SAYA

Sang Kuli Tinta

Sang Kuli Tinta