Kamis, 20 November 2008

Dinkes Giatkan 3 M Berantas DBD

Musim hujan adalah pestanya nyamuk aedes agepty penyebab demam berdarah dengue (DBD).Kondisi musim hujan yang merata di berbagai daerah di Indonesia menyebabkan nyamuk itu berpesta.Tidak pandang bulu umur dan jabatan, nyamuk elit itu menelan anak, orang dewasan hingga pejabat sekelas Wakil Bupati Tanggerang Rano Karno.


Untuk Kota Tanjungpinang sendiri, nyamuk yang suka hidup di tempat bersih khususnya air tergenang ini, sejak Januari hingga Oktober 2008 sudah menelan korban menderita DBD sebanyak 105 orang.Terakhir bulan Oktober lalu berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Tanjungpinang pekan lalu, penderita DBD berjumlah 28 orang.


Kepala Dinas Kesehatan Tanjungpinang dr Eka Hanasarianto menjelaskan,dibandingkan dari bulan-bulan sebelumnya jumlah penderita DBD pada Oktober merupakan jumlah tertinggi di tahun 2008. Berdasarkan data yang ada bisa dilihat grafik kenaikan penderita dari Januari hingga Oktober.

Januari : 7 orang
Februari : 12 orang
Maret : 8 orang
April :8 orang
Mei :6 orang
Juni :9 orang
Juli :13 orang
Agustus :18 orang
September :27 orang
Oktober :28 orang

Sedangkan jika melihat kasus berdasarkan kelurahan, kasus paling banyak ditemukan di :
Kelurahan Sei Jang 17 kasus
Kelurahan Kampung Baru 16 kasus
Kelurahan Kampung Bulang 16 kasus
Kelurahan Tanjungpinang Barat 14 kasus
Kelurahan Tanjungpinang Timur 11 kasus

Jika melihat berdasarkan tahun, pada 2008 ini sementara berada pada peringkat ketiga sejak tahun 2003.Peringkat pertama terjadi pada tahun 2003 sebanyak 320 kasus, kedua tahun 2004 ada 117 kasus, ketiga tahun ada 2008, keempat 2007 ada 101 kasus, kelima tahun 2006 ada 72 kasus dan terakhir tahun 2005 ada 60 kasus.

Berdasarkan data yang masuk sebelumnya dari setiap Puskesmas dan rumah sakit, pada tahun 2008 ini ada 540 kasus DBD.Namun setelah melalui tes yang dinyatakan positif DBD hanya 105 orang atau 16 persen.


Meningkatnya jumlah korban DBD pada bulan Oktober, menurut Eka selain faktor cuaca juga kebiasaan masyarakat yang masih kurang dalam mencegah DBD.Padahal pihaknya melalui berbagai bentuk telah menyampaikan sosialisasi dan himbauan untuk memberantas nyamuk aedes aegepty dan mencegah DBD melalui 3 M (menutup, menguras dan mengubur).


Selain itu melalui tenaga juru pemantau jentik (Jumantik), dinkes juga rutin turun ke setiap kelurahan memberikan pengarahan tentang pencegahan DBD dengan cara 3 M serta membagikan abate.

"Tapi masyarakat kita masih belum sadar juga akan pentingnya mencegah. Mereka lebih suka meminta fogging, padahal itu kan sebenarnya tidak bagus untuk kesehatan," tutur Eka.

Ia mengakui tenaga Jumantik memang masih terbatas yang mana hanya 2 orang untuk setiap kelurahan.Padahal wilayah yang harus dijangkau luas.Untuk itu ke depan melalui pelatihan yang diberikan Jumantik kepada kader PKK dan Posyandu, diharapkan bisa menjadi perpanjangan tangan untuk mensosialisasikan 3 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TULISAN DALAM BLOG INI ADALAH BERITA MENTAH HASIL LIPUTAN SAYA

Sang Kuli Tinta

Sang Kuli Tinta