Kamis, 20 November 2008

Bermula dari Coba-coba dan Perkakas Pinjaman

Siapa sangka jika dari sekedar coba-coba dan perkakas pinjaman, usaha Brownies Kukus Lentera 89 milik Sri Evita saat ini makin berkembang dan diminati orang.Sejumlah bank besar, perkantoran pemerintah dan swasta menjadi pelanggannya, begitu juga dengan sejumlah kelompok arisan yang rutin memesan brownies darinya.Bahkan ia bisa menciptakan lapangan kerja untuk kaum wanita.

Ibu dua anak yang semula hanyalah seorang ibu rumah tangga tulen, yang hobi ke tempat kebugaran dan kecantikan, saat ini berubah 180 derajat menjadi seorang wirausaha wanita yang bisa dikatakan sukses.



Istri dari Deddy Stevano, pegawai Telkom Tanjungpinang ini menceritakan,awal usahanya dimulai dua tahun lalu ketika ia yang hobi membaca buku,tertarik dengan tulisan Safir Senduk- seorang pakar keuangan keluarga- tentang bagaimana mencoba memulai usaha dengan apa yang diminati dan disukai.

Setelah membaca buku itu, wanita cantik yang pernah mengecap pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta, Padang, kemudian mencoba mengaplikasikan tips-tips yang ada di dalam buku itu.

Ia memilih mencoba membuat kue brownies kukus Dipilihnya kue coklat itu sebagai percobaan, karena ia memang menyukai kue yang enak-enak. "Awalnya memang karena saya suka makanan enak, apalagi kue coklat," tuturnya sambil tertawa.

Meskipun tidak mempunyai perkakas dan peralatan membuat kue yang lengkap, wanita yang akrab dipanggil Ii ini tidak menyerah, ia meminjam sejumlah peralatan pada tetangga dan teman.

Kemudian brownies coklat keju percobaaan itu ditawarkan pada tetangga, teman dan kolega suami. Ternyata tanggapan mereka positif dan malah ada yang langsung memesan.

Tanggapan positif dan dukungan suami, membuat Ii makin bersemangat. Ia makin rajin melakukan sejumlah percobaan guna mendapatkan rasa yang betul-betul pas di lidah, serta membuat sejumlah pilihan rasa seperti coklat kacang, vanila, keju dan pisang.

Untuk mempromosikan brownies itu, sang anak yang duduk di bangku SMA pun tak kalah semangatnya. Ia membawa brownies buatan sang mama ke sekolah dan ternyata teman-temannya berminat dan banyak yang memesan, meskipun dalam potongan-potongan kecil.

Tiga bulan pertama, produksi brownies itu masih dalam tahap jika ada pemesanan, karena memang pemasarannya masih dari mulut ke mulut.Namun, setelah ada seorang saudaranya yang melihat peluang pasar yang bagus, kemudian mencoba menawarkan door to door ke sejumlah perkantoran pemerintah dan bank.

Ternyata lidah konsumen tidak bisa ditipu dan mereka langsung menjadi pelanggan tetap hingga saat ini. Saat ini sudah ada 5 orang "tim marketing" yang uniknya semuanya adalah wanita.

Ii mengakui untuk menggaet pelanggan, yang pertama ia terapkan adalah kwalitas rasa dan harga yang terjangkau.

Pada awalnya ia cuma mematok Rp 25 ribu untuk satu kotak brownies ukuran standar. Kemudian karena ada kenaikan harga bahan baku berubah menjadi Rp 28 ribu dan baru-baru ini juga naik menjadi Rp 30 ribu.

"Meskipun beberapa kali mengalami kenaikan harga, tapi konsumen mengerti karena kenaikan harga bahan baku. Bagi mereka asal kwalitas dan rasa tidak berubah," tuturnya.

Memang,bagi Ii cita rasa adalah hal yang paling utama. Untuk itu meskipun kenaikan harga bahan baku sering naik, ia tidak mengurangi takaran bahan baku, seperti telur dan coklat.

Saat ini setiap hari ia memproduksi 100 buah brownies kukus dengan 7 pilihan rasa.Bisa dibayangkan berapa omzetnya sehari. Dengan penghasilan rata-rata Rp 30 juta sebulan, ia bisa membayar gaji tujuh orang karyawannya, membayar listrik dan keperluan lainnya.

Dari keuntungan itu ia juga sudah membeli perkakas dan perlengkapan membuat kue yang lebih lengkap dan modern, seperti alat pengocok telur, ratusan loyang dan alat pengukus.

Kini sejak beberapa bulan terakhir, usaha Ii yang menggunakan bendera Lentera 89 melebar ke usaha kue basah, catering dan kue kering.Bahkan usaha kue kering untuk lebaran yang baru pertamakali dicoba tahun ini, ternyata mendapatkan pemesan 200 kg lebih.

Mengenai nama usaha yang menggunakan bendera Lentera 89 Ii menjelaskan, Lentera adalah sekedar nama yang mempunyai arti meskipun apinya kecil tapi tetap bisa menerangi semua, sedangkan 89 adalah angka keberuntungan.

Sebelumnya sang suami yang pernah membuka usaha wartel juga menggunakan Lentera 89, dan nama itu saat ini diteruskan brand untuk setiap jenis produk kue dan makanan mereka.

Satu keinginan Ii yang ingin diwujudkannya dalam waktu dekat adalah, mempunyai tempat usaha yang lebih representatif, seperti ruko. Ia berencana di ruko itu akan menjadi tempat produksi dan pemasaran serta sekaligus kafe.

"Selama ini saya masih menggunakan modal sendiri. Memang ada rencana untuk mengajukan bantuan modal apakah itu dari pemerintah maupun bank, tapi kita masih perlu perencanaan dan perhitungan yang matang," alasannya.

Sementara menunggu impiannya itu terwujud, Ii makin rajin belajar dan mempraktekan sejumlah resep, baik makanan dan kue.Karena ia percaya mutu dan kwalitas rasa lebih cepat mendatangkan pelanggan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TULISAN DALAM BLOG INI ADALAH BERITA MENTAH HASIL LIPUTAN SAYA

Sang Kuli Tinta

Sang Kuli Tinta