Minggu, 21 Februari 2010

Ummi Laundry


Sukses Berawal dari Mesin Cuci Pinjaman

Membuka usaha tidak harus selalu dimulai dengan kelengkapan berbagai pendukung apalagi modal uang.Yang penting adalah niat dan keseriusan untuk memulai usaha tersebut.Karena ketika kemauan itu sudah ada ,jalan untuk melanjutkan niat itu selalu akan terbuka.Setidaknya filosofi itulah yang dijalankan dan dibuktikan oleh Raja Hanafi,pemilik usaha Ummi Laundry.


Pria kelahiran Inhil 15 Januari 1982 ini bisa dikatakan bukan orang baru dalam dunia wirausaha.Sejak duduk di bangku sekolah ia sudah memulai membuka usaha meskipun kecil-kecilan.Bahkan ketika kuliah di STAI Miftahul Ullum Tanjungpinang,ia juga melakukan kerjasama dengan orang lain dalam membuka usaha.

Namun,dari pengalamannya itu banyak pelajaran yang ia peroleh.Sehingga pada April 2009 lalu ia memutuskan membuka usaha sendiri.Pilihannya jatuh pada usaha laundry,dengan alasan kesibukan pekerjaan sehingga banyak orang tidak sempat melakukan aktifitas mencuci dan menyetrika pakaian.

"Usaha laundry ini juga membantu mereka yang sibuk untuk memanfaatkan waktu libur dan senggang dengan kegiatan lain, sehingga biarlah aktifitas mencuci dan menyetrika pakaian diserahkan ke kami,"ujar bapak 1 anak ini,ditempat usahanya di Gang Rajawali ,Jalan Kemboja.

Ketika pilihan usaha sudah ditentukan,bukannya menyiapkan modal dan tempat usaha yang ia lakukan.Namun ia memilih menyebarkan brosur sederhana tentang usaha laundry yang diberi nama Ummi Laundry tersebut.

"Nama ummi dipilih mengingat aktifitas mencuci umumnya dilakukan kaum ibu," alasannya tentang nama usahanya itu.

Berselang dua jam kemudian,ada yang menelpon dan meminta jasa laundry.Saat itulah otaknya baru berpikir keras, bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada calon pelanggan pertama itu.

Namun,sesuai dengan niatnya dan jalanpun terbuka.Suami Anna Aisyah tersebut kemudian menjemput orderan pertama itu.Ia pun menumpang mencuci di mesin cuci milik kakak iparnya.Sedangkan untuk menyetrika dilakukan oleh tetangganya yang kebetulan memang tukang gosok pakaian.

Sukses dengan pemakai jasa pertama, pria yang mengaku bergelar MM SE alias Muda-Muda Sudah Enterpreneur,makin semangat untuk terus menjalani usaha tersebut.

"Akhirnya satu bulan kemudian saya bisa membeli mesin cuci dan tempat usaha dilakukan memanfaatkan rumah keluarga ini," kenangnya.

Hingga saat ini atau selama sembilan bulan berdiri,ia sudah punya empat mesin cuci dengan dryer serta setrika listrik.Selain itu ia juga mempekerjakan empat orang karyawan untuk aktifitas antar jemput orderan dan cuci gosok.

Jumlah pengguna jasa laundrynya hingga saat ini berjumlah 160 orang,dengan pelanggan aktif sebanyak 60 persen.Ternyata para pengguna jasanya itu lebih banyak mengetahui usaha laundry itu dari mulut ke mulut.Rata-rata sehari ia bisa menerima orderan 40 kg dengan tarif Rp 6000 per kg pakaian.

Dari pelanggan tersebut ia bisa mendapatkan omset sekitar Rp 5-7 juta perbulan.Setelah dikurangi biaya operasional dan gaji karyawan ia bisa mendapatkan penghasilan bersih rata-rata sebesar Rp 2 juta per bulannya.

Melihat tarif yang dipatok,pria ramah ini mengaku bersaing dengan usaha sejenis yang mulai tumbuh di Tanjungpinang.Namun,ia percaya usahanya itu tetap bisa tumbuh dengan pelayanan yang terbaik yang terus diusahakan diberikan kepada pelanggan.

Salah satu pelayanan yang diberikan adalah mengutamakan kebersihan pakaian,dengan tidak seratus persen menggunakan dryer untuk mengeringkan pakaian."Kami juga menjemur pakaian di bawah sinar matahari,sehingga betul-betul kering dan tidak rentan kena jamur.Kalau memakai dryer tidak kering sepenuhnya atau masih lembab sehingga rentan kena jamur," alasannya.

Namun,meskipun sudah berusaha memberikan yang terbaik,kendala atau duka dalam setiap usaha selalu ada.Kendala itu diantaranya pada awal usaha baru berjalan adalah komplain pelanggan ketika pakaian tertukar.Namun hal itu segera diantisipasi dengan melakukan pelabelan.

Selain itu yang paling menjadi kendala adalah masalah listrik yang sering mati.Sehingga dalam kondisi tersebut pakaian pelanggan baru bisa diantar 2 hari kemudian."Kita semua tahu kondisi listrik saat ini,jadi kami hanya meminta pengertian pelanggan saja sebab untuk saat ini kami belum memiliki genset," akunya.

Dengan usaha yang sedang tumbuh,ia mengaku akan terus berusaha membesarkan dengan membuka cabang di tempat yang lebih strategis,seperti di ruko.

"Saya sedang menjajaki untuk membuka cabang di ruko yang strategis,selain tetap terus menyebarkan brosur sehingga usaha saya ini makin diketahui masyarakat," tuturnya optimis.

Sebagai enterpreneur muda yang digerakan oleh otak kanan,Hanafi mengaku punya rencana membuka usaha di bidang lain,seperti bidang pendidikan dengan membuka kursus bimbingan belajar.***INA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TULISAN DALAM BLOG INI ADALAH BERITA MENTAH HASIL LIPUTAN SAYA

Sang Kuli Tinta

Sang Kuli Tinta