Senin, 16 Maret 2009

Hj Lisnawati,Pemilik Toko Sintia Busana

Terjun ke Bisnis Karena Orang Tua Tunggal

Menjadi seorang wanita yang terjun ke dunia usaha dan bisnis, tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh Hj Lisnawati.Meskipun berasal dari Sumatera Barat yang biasanya dikenal punya jiwa dagang, tapi ia malah mengaku tidak pernah bercita-cita menjadi pedagang.Namun, kondisi menjadi terbalik ketika ia harus memutuskan menjadi orang tua tunggal bagi empat orang anaknya.Dunia yang jauh dari pikirannya malah menjadi tumpuan hidupnya, demi menghidupi kekuarga dan mengantarkan anak-anaknya meraih sarjana.Hasilnya dua orang anaknya sudah sarjana, satu orang sedang menyusun skripsi di Universitas Trisakti dan yang bungsu masih sekolah.


Pilihan menjadi orang tua tunggal disadari oleh wanita kelahiran Batu Sangkar 25 Mei 1961 ini, adalah keputusan yang berat.Tapi ia harus tegar dan bertahan demi keberhasilan empat orang anaknya.Dengan modal menjual perhiasan, ia memutuskan membuka usaha menjual pakaian yang semula hanya ditekuni oleh bapak dari empat anaknya pada tahun 1995.

Tanpa pengalaman dalam bidang usaha, tapi ia mencoba belajar dari kerabat yang lebih dahulu punya usaha menjual pakaian.Modalnya hanya semangat dan keyakinan jika ia mampu untuk menekuni bidang itu.Tak segan-segan ia meminta kerabat itu mengenalkannya kepada pemilik toko pusat grosir langganan di Jakarta, sehingga ia juga dipercaya memesan barang melebihi modal yang ia bawa saat itu.

Hasilnya,dari modal sebesar Rp 10 juta yang ia belikan pakaian anak-anak ia bisa memutar modal hingga mencapai Rp 60 juta dalam waktu enam bulan.Usahanya toko pakaian anak-anak yang bernama Mangga Dua itu, kemudian makin dikenal dan banyak mendapat langganan.

Seiring perjalanan waktu dan perubahan tren berbusana yang cenderung ke arah pakaian muslim wanita, wanita yang disapa akrab Lis ini mengubah usahanya yang lebih banyak menjual pakaian muslim wanita, bahan baju kurung serta aksesoris lainnya. Ia juga memberanikan diri meminjam tambahan modal ke bank seperti yang umumnya dilakukan para pedagang.

Supaya dua toko pakaian yang dikelolanya tetap mendapat hati di pelanggan dan pembeli, wanita yang punya empat orang karyawan ini tak segan-segan menghubungi langsung para pelanggan via telepon, ketika ada stok pakaian baru yang datang.Hasilnya, para pelanggan dan pembeli selalu rajin setiap bulan mengunjungi tokonya.

Selain itu barang-barang yang ia jual punya kwalitas yang bagus dengan harga bersaing.Bahkan ia juga menyediakan pakaian kelas butik untuk para pelanggan menengah atas.Para pelanggannya biasanya para PNS,istri dari TNI/Polri serta pegawai swasta dan BUMN.Tak hanya itu, ia juga memberikan kemudahan cicilan bagi pelanggannya.

Tidak hanya terfokus pada dua toko pakaian yang sekarang bernama TokoSintia di Lorong Sepatu Pasar Tanjungpinang, ia juga mengembangkan usahanya dengan menjadi grosir pakaian bagi sejumlah pedagang di Pasar Kijang dan Tanjunguban.

Saat ini rata-rata ia punya omset sekitar Rp 60 juta per bulan, yang mana kemudian diputarkan kembali untuk gaji karyawan, sewa toko,cicilan bank, pembayaran listrik, telepon dan membeli stok barang baru.

Upaya mencoba mengembangkan ke luar daerah pernah ia lakukan,seperti Natuna dan Pekanbaru.Namun karena pribadi orang yang dipercaya tidak baik, usaha itu tidak berjalan.Kegagalan itu membuatnya tidak lagi mau mengembangkan usaha di luar Tanjungpinang.

Baru-baru wanita yang sedang menunggu lahirnya cucu pertama ini juga mengembangkan usaha dalam bisnis makanan.Sebuah bofet makanan yang diberi nama Bofet Pamedan di Jl Raja Ali Haji bari dibuka.Bofet ini menyediakan sarapan pagi berupa lontong khas Padang.

Dengan alasan suka memasak, usaha barunya ia tangani langsung dibantu dua karyawan yang bertugas melayani pembeli dan membantunya di dapur.Praktis setiap pagi ia sudah meramu bumbu untuk gulai dan siang harinya ke toko pakaiannya.

Meskipun termasuk sukses mengelola usaha toko pakaian, tapi ia tidak ingin usaha itu diteruskan oleh empat orang anaknya.Ternyata empat orang anaknya juga tidak punya minat untuk terjun ke bidang usaha.Mereka cenderung ingin menjadi seorang pegawai seperti yang dicita-citakan sang ibu.

"Mungkin usaha saya ini nanti dikelola oleh keluarga,seperti adik saya.Biarlah anak-anak saya menjadi pegawai saja seperti cita-cita, alasan wanita yang juga aktif di berbagai organisasi wanita ini. ***ANA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TULISAN DALAM BLOG INI ADALAH BERITA MENTAH HASIL LIPUTAN SAYA

Sang Kuli Tinta

Sang Kuli Tinta