Senin, 16 Maret 2009

Ayo Raih Kembali Adipura


Tahun 2008 lalu bisa dikatakan meninggalkan pengalaman buruk bagi Kota Tanjungpinang, karena kota ini tidak meraih Adipura.Padahal penghargaan dalam bidang kebersihan dan kehijauan kota itu selalu diperoleh sejak tahun 2004.Bahkan kota ini terkesan mengalami kemunduran dibandingkan dengan Kota Batam yang semula mendapat predikat kota terkotor pada tahun 2007, bisa membuktikan meraih Adipura tahun 2008.


Untuk itu, berkaca kepada pengalaman itu Kota Tanjungpinang pada tahun 2009 ini bertekat kembali meraih Adipura.Berbagai pembenahan dan peningkatan dilakukan demi bisa memperoleh nilai yang tinggi untuk bisa meraih Adipura pada Hari Lingkungan Hidup pada 6 Juni mendatang.

Hasil penilaian tahap I dari Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Regional Sumatera, Tanjungpinang yang bersaing dengan 106 kota dalam kategori kota sedang, baru memperoleh 68,3 point.Padahal tahun lalu pada penilaian tahap I bisa mencapai 71 point.

Tim PPLH memberikan sejumlah cacatan yang harus diperbaiki untuk peningkatan nilai, diantaranya peningkatan gotong royong,penghijauan,pengomposan,masalah tempat pembuangan sementara, kebersihan wc sekolah dan melakukan 3 R (reduce,reuse,recycle).

Untuk itulah, Tim Adipura Tanjungpinang melalukan pertemuan dengan pihak kecamatan, kelurahan,RW dan penanggungjawab titik lokasi penilaian pertengahan Februari lalu.Dalam pertemuan itu Sekretaris Tim Adipura Yulianus Mukhtar meminta seluruh tim yang terlibat,bisa melakukan pembenahan di wilayah masing-masing.Seperti para camat,lurah dan RW dimintA melakukan pembenahan dan peningkatan kebersihan dan penghijauan di lingkungan masing-masing.Tak lupa juga mereka diminta untuk melakukan pengolahan sampah di lingkungan masing-masing, karena hal itu merupakan salah satu unsur penting penilaian yang diprioritaskan sejak tahun lalu.

Dalam kesempatan itu sejumlah saran disampaikan pihak RW seperti masalah alat angkut sampah yang minim, belum mengertinya warga tentang pengolahan sampah, minimnya sosialisasi tentang pemisahan sampah organik dan non organik, serta masalah bibit pohon untuk penghijauan.

Yulianus Mukhtar yang juga Kepala Bapedalda Tanjungpinang usai pertemuan itu menjelaskan,upaya meraih Adipura perlu kerja keras karena sejak tahun lalu ada penambahan titik penilaian dan wilayah pantau yang sebelumnya tak ada.Kemudian juga ada penilaian tentang pengelolaan sampah dan pengolahan di setiap titik pantau, seperti pemukiman, puskesmas, RSUD,pasar.

"Pengolahan sampah ini merupakan kriteria penilaian yang baru,sesuai dengan UU nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah.Jika tak ada pemilahan dan pengomposan maka nilai kita hanya 30, paling buruk.Kalau ada sedikit bisa dapat 50 dan paling bagus bisa dapat 70 sampai 80," tuturnya.

Untuk pemilahan dan pengolahan sampah itu, Bapedalda mulai membagikan tong sampah untuk organik dan non organik, melalukan lomba kelurahan hijau dan pelatihan pengolahan sampah.Selain itu setiap jumat melakukan gotong royong bersama antara Pemko Tanjungpinang bersama instansi terkait,serta bekerjasama dengan petugas kebersihan.

Dijelaskannya sistem penilaian oleh Tim PPLH ada dua,yakni fisik dinilai 70 persen dan non fisik 30 persen (baca insert). Standar nilai yang ditetapkan juga tidak seperti tahun sebelumnya,yang jika sudah mencapai 71 point telah bisa meraih Adipura, tapi sekarang tergantung persaingan nilai antar daerah yang berada dalam satu kategori.

"Misalnya daerah lain nilainya tinggi seperti 74 dan 75 berarti yang terendah 73.Tapi kalau nanti daerah lain itu rendah, maka nilai rata-rata juga rendah," jelasnya.

Guna meningkatkan nilai yang lebih baik pada pemantauan tahap II nanti, Tim Adipura juga akan terus melakukan koordinasi dengan tim penanggungjawab titik pantau. Seperti untuk perkantoran menjadi tanggungjawab pimpinan kantor, sekolah dipantau oleh dinas pendidikan, puskesmas dan rumah sakit oleh pimpinan masing-masing, TPA Ganet,jalan dan Taman Kota Dinas Kimpraswil, Hutan Kota oleh dinas sumber daya alam, pelabuhan oleh Adpel.Sedangkan kawasan perumahan, perairan terbuka diawasi oleh camat,lurah dan RT/RW\, terminal oleh dinas perhubungan.

Mengenai kendala yang dihadapi tim dalam meningkatkan nilai ini, diantaranya kurangnya sarana dan prasarana seperti alat pengangkutan sampah baik di pemukiman dan TPS, serta kurangnya motivasi dari masyarakat.Untuk itu pihaknya akan kembali menggiatkan sosialisasi melalui himbauan melalui spanduk,iklan layanan masyarakat dan turun langsung ke masyarakat.

Menjawab tentang arti penting Adipura bagi Tanjungpinang,menurut Yulianus sebagai motivasi bagi masyarakat agar selalu mendukung upaya mewujudkan kota yang bersih dan hijau."Kalau kita dapat penghargaan, tentu masyarakat akan selalu termotivasi untuk terus mendukung kebersihan dan kehijauan kota," tandasnya.

Sedangkan sebelumnya Ketua Tim Adipura Edward Mushalli yang juga wakil walikota juga menyatakan, upaya maksimal warga dalam masalah kebersihan bukan hanya karena untuk mendapatkan Adipura, tetapi harus menjadi bahagian dari hidup.

"Kota Tanjungpinang ini harus selalu bersih dan hijau.Jadi bukan karena hanya untuk meraih Adipura.Kalau kota selalu bersih pasti Adipura juga akan terus diraih," katanya.***ANA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TULISAN DALAM BLOG INI ADALAH BERITA MENTAH HASIL LIPUTAN SAYA

Sang Kuli Tinta

Sang Kuli Tinta